Kegigihan kita sangat diuji di dalam zona nyaman. Zona nyaman adalah masa dimana kita telah mencapai target kinerja dengan baik dan sudah tidak ada lagi tantangan kinerja yang harus diraih, sebenarnya ada bila kita menyusun target baru tapi kita memilih untuk tidak melakukannya.
Zona nyaman bagi sebagian orang adalah saat mereka menempati berbagai posisi strategis di perusahaan. Naiknya jabatan itu tidak diikuti dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk memastikan semua berjalan sesuai target. Akhirnya mereka menyerahkan sepenuhnya urusan pencapaian target kinerja kepada orang lain, dan mereka memilih untuk menunggu hasil akhir saja.
Sering saya menyaksikan para eksekutif kehilangan fokus pada kinerja saat mereka telah masuk ke dalam zona nyaman mereka. Mereka merayakan kinerja secara berlebihan. Mereka traveling meninggakan kantor hingga berminggu-minggu, hanya sekedar untuk merayakan kemenangan. Bila diselingi dengan pencarian peluang bisnis atau belajar lagi mungkin tidak masalah, ini murni jalan-jalan dan bersenang-senang. Lalu mereka kembali ke kantor dalam keadaan dimana kinerja timnya jauh dari harapan. Kedatangannya disambut dengan masalah atau krisis.
Seorang eksekutif penjualan yang tenggelam dalam zona nyaman adalah mereka yang berhenti melakukan kontak jangka panjang dengan seluruh pelanggannya, berhenti mengembangkan hubungan dengan calon prospek baru, berhenti melakukan upaya penjualan, dan bahkan enggan untuk menindaklanjuti prospek yang berminat karena sudah merasa tidak butuh. Makanya jangan heran bila kita sering melihat eksekutif penjualan tidak mempertahankan prestasi penjualan yang baik dalam jangka panjang. Inilah ilusi berada di puncak sukses. Saat berada di puncak, kita yakin tidak akan turun lagi. Kenyataannya makin tinggi pencapaian kita, maka akan makin besar tantangan ke depannya untuk mempertahankan prestasi puncak.
Saya banyak bertemu sales manager yang sudah tidak lagi jualan. Mereka juga sudah enggan untuk menemui pelanggannya, apalagi yang terindikasi akan mengeluh atau complain terhadap produk atau jasa perusahaan. Cepat atau lambat perilaku ini akan menurunkan kinerja. Pemimpin adalah model bagi kinerja timnya. Bila tim tidak lagi melihat keteladanan kinerja dalam diri pemimpinnya maka tim juga akan turut berhenti melakukan terobosan kinerja.
Untuk menjaga kegigihan tetap kuat di zona nyaman, maka kita harus tetap fokus pada visi dan prioritas kita, juga pada target-target kinerja yang telah kita buat. Terus maksimalkan kapasitas kerja ke titik tertinggi. Kepuasan adalah musuh bagi kinerja terbaik. Orang yang tenggelam dalam zona nyaman adalah orang yang puas dengan pencapaian mereka lalu memberikan ruang yang terlalu nyaman untuk berhenti sejenak, sehingga menjadi kebablasan.
Masa lapang atau zona nyaman memang begitu menggoda. Membuat kita berhenti melakukan upaya-upaya terbaik. Di titik itu kita sudah tidak mau lagi merasakan sulitnya perjuangan atau beratnya proses yang harus dilewati. Kita merasa telah menyelesaikan semua pekerjaan dan tidak mau mendapatkan beban baru.
Zona nyaman saya sebagai seorang coach adalah saat saya dikepung oleh banyak proyek dengan klien, saya merasa dibutuhkan oleh banyak pihak. Situasi ini membuat saya tergoda untuk berhenti menjalin jejaring dengan calon klien baru. Banyaknya proyek yang sedang ditangani juga membuat saya berhenti belajar dan melakukan berbagai inovasi terhadap program coaching saya.
Saya menganjurkan Anda untuk tetap terhubung dengan prioritas dan target Anda. Teruslah membuat perencanaan aktivitas mingguan. Pastikan waktu satu minggu yang kita miliki diisi dengan melakukan aktivitas bernilai tinggi. Meski kita telah mencapai satu titik keberhasilan jangan berhenti untuk melakukan prioritas mingguan dengan sebaik-baiknya. Tetaplah berkoordinasi dengan rekan satu tim dan pemimpin Anda. Begitulah cara untuk menghadapi dan memerangi zona nyaman.
Jangan biarkan kemalasan menguasai pikiran dan hati kita. Bahkan jauhi kebiasaan yang membuat kita untuk malas bergerak atau melakukan sesuatu. Beristirahatlah secara wajar dan tidak berlebihan, dan pastikan kita segera bergairah kembali untuk melakukan segala sesuatunya.
Banyak orang menunggu kisah keberhasilan kita yang berikutnya. Jangan berhenti saat satu tonggak keberhasilan telah dicapai. Teruslah melaju, lanjutkan perjalanan menuju target berikutnya. Makin banyak anak tangga sukses yang berhasil kita naiki, makin besar peluang kita untuk menjadi pemenang sejati. (Bambang Triyawan)