Untuk membantu karyawan mencapai target kinerjanya dibutuhkan upaya pembinaan dari pemimpin. Upaya terbaik untuk mengembangkan orang adalah melakukan coaching secara intensif dan kontinyu. Menurut Association for Coaching(2005), coaching adalah sebuah proses kolaborasi atau sinergi yang berfokus pada solusi, berorientasi hasil, dimana pembimbing memfasilitasi peningkatan kinerja, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi. Whitmore(2003) menyatakan coaching adalah membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.
Siapakah yang sebaiknya melaksanakan coaching di perusahaan? Siapa lagi bila bukan pemimpin, leader as coach. Di masa kini kita tidak lagi dapat sepenuhnya melimpahkan persoalan kemampuan dan motivasi karyawan kepada departemen SDM. Melatih karyawan hingga menunjukkan kapasitas terbaik dalam bekerja adalah peran dan tugas seorang pemimpin. Pemimpin masa kini harus mampu melakukan coaching secara efektif untuk mengubah perilaku dan kinerja orang. Coaching membuka peluang untuk pertumbuhan diri pemimpin dan juga karyawan. Coaching adalah media kolaborasi pemimpin-karyawan yang sangat efektif untuk mendorong kinerja puncak. Coaching dapat membantu Anda memaksimalkan produktivitas seluruh karyawan bila dilakukan secara konsisten.
Banyak pemimpin mengeluhkan keterbatasan waktu yang mereka miliki untuk melakukan coaching. Ini terjadi karena mereka tidak mampu mengatur waktunya dengan efektif. Para pemimpin biasanya masih terjebak untuk melakukan aktivitas rutin yang menyedot seluruh perhatiannya. Waktu yang dicurahkan pemimpin untuk memberdayakan kemampuan karyawan melalui coaching adalah waktu yang bernilai tinggi. Bila mengambil teori kuadran manajemen waktu-nya Stephen Covey, coaching adalah aktivitas Q2 yang berfokus pada pengembangan orang.
Sebenarnya setelah menjadi pemimpin seharusnya kita memang tidak lagi banyak terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Maksimal pekerjaan teknis yang masih perlu ditangani pemimpin seharusnya tidak lebih dari 20%, sisanya 80% waktu pemimpin seharusnya dihabiskan untuk mengelola orang atau timnya, termasuk di dalamnya adalah melakukan coaching secara disiplin dan berkesinambungan. Berbeda dengan counseling yang hanya dilakukan bila ada ada masalah atau kasus saja, coaching dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang untuk memberdayakan kapasitas dan kinerja karyawan.
Melakukan coaching berarti sedang berinvestasi waktu dan energi untuk memiliki karyawan yang hebat di masa depan. Bila kita tidak melakukannya akan terjadi krisis kinerja yang disebabkan karena motivasi dan kemampuan yang rendah dari karyawan. Semakin banyak karyawan yang bermasalah kinerjanya, akan semakin banyak waktu yang harus kita curahkan nantinya untuk memperbaiki kinerja mereka.
Mari kita mulai coaching dari sekarang untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan karyawan dalam bekerja. Berikan yang terbaik yang kita miliki untuk memaksimalkan potensi mereka. (Bambang Triyawan)