Proaktif adalah prinsip mendasar yang dibutuhkan untuk bekerja secara maksimal. Prinsip proaktif mulai booming pada awal tahun 90-an saat Stephen Covey merilis bukunya yang sangat inspiratif, The 7 Habits of Highly Effective People. Proaktif adalah suatu kondisi mental dimana seseorang selalu memilih respons terbaik dalam setiap situasi yang dihadapi. Respons itu diambil berdasarkan suara hati, kesadaran diri, imajinasi, dan kehendak bebas.
Orang proaktif itu berfokus pada inisiatif atau tindakan. Mereka memiliki kepedulian yang tinggi pada masalah-masalah yang dihadapi organisasi atau perusahaan. Mereka seringkali mengambil inisiatif tanpa menunggu instruksi atau perintah dari pemimpin. Selama mereka diberikan wewenang yang memadai untuk melakukan sesuatu maka mereka akan bertindak secara luar biasa. Orang proaktif tidak perlu menunggu mood mereka enak baru bekerja dengan semangat. Mereka adalah pengendali mood mereka sendiri. Setiap hari mereka bekerja dengan penuh gairah dan semangat. Mengapa mereka bisa seperti itu? Karena bagi mereka kondisi emosional itu adalah sesuatu yang bisa dikendalikan. Kita bisa memilih emosi terbaik dalam bekerja.
Orang proaktif itu saat bekerja tidak terpengaruh pada kondisi lingkungan tempat mereka bekerja. Mereka siap dengan berbagai kondisi tidak ideal yang menyelimuti sebuah organisasi. Mereka tetap akan menunjukkan performa terbaik dimanapun mereka bekerja, dengan siapapun mereka bekerja. Sungguh dahsyat kekuatan orang proaktif. Mereka memang fokus pada lingkaran pengaruh mereka, bukan pada lingkaran kekhawatiran. Mereka tidak suka mengeluh, mereka fokus untuk berkontribusi. Mereka adalah orang-orang dengan tujuan yang sangat kuat, sehingga memiliki determinasi yang luar biasa.
Memang bila kita cari organisasi atau perusahaan yang kondisinya benar-benar ideal akan sangat sulit. Ada organisasi yang bermasalah di SDM, bermasalah di operasional atau proses bisnis, bermasalah di pemasaran, bermasalah di keuangan, bermasalah dalam soal kualitas, bermasalah dalam budaya kerja, dan masih banyak lagi. Masalah-masalah itu seringkali membuat motivasi dan kinerja SDM terpengaruh secara negatif. Orang-orang proaktif menjadikan semua masalah itu adalah peluang untuk melakukan perbaikan secara bertahap.
Untuk mengeksekusi tujuan, prioritas, dan target kinerja dibutuhkan mental proaktif yang kuat. Kita harus siap tempur dalam segala kondisi. Mengatasi berbagai alasan pribadi yang membuat kita tidak perform. Orang sukses berhasil mengatasi berbagai rintangan, orang gagal berhenti saat menghadapi rintangan.
Kita harus bekerja dengan mental positif dan optimis. Meski hidup penuh dengan masalah, kita harus bisa sejenak berfokus pada pekerjaan. Di kantor fokus dengan masalah kantor, di rumah fokus pada masalah rumah. Jangan masalah rumah dibawa ke kantor, atau masalah kantor dibawa ke rumah. Cari solusi terbaik agar masalah-masalah yang ada bisa terpecahkan.
Aura orang proaktif itu bisa dirasakan. Mereka menebar sikap positif ke seantero organisasi, meniupkan optimisme dalam mencapai target kinerja. Sebaliknya orang reaktif menebarkan rasa pesimis dan tidak yakin dalam mengupayakan pencapaian target kerja. Sikap dan perasaan reaktif itu menular dengan cepat, pastikan yang kita tularkan adalah mental proaktif.
Kita siap menunjukkan mental proaktif dalam bekerja. Saat berhadapan dengan pemimpin dan rekan kerja kita bisa memulai dengan sebuah pertanyaan, Ada yang bisa saya bantu? Dan itu bukan hanya basa-basi, itu benar-benar akan kita lakukan dengan sepenuh hati. Dengan menjadi proaktif, kita siap mengejar target kinerja dengan penuh percaya diri. (Bambang Triyawan, penulis THE OUTSTANDING PERFORMER, How to Achieve Peak Performance)