Sabar di Masa Sulit

Masa sulit itu akan selalu ada dalam perjalanan karir kita, apalagi dalam perjalanan kehidupan kita secara umum. Tidak ada manusia yang akan luput dari masa sulit. Kita secara pribadi tidak selalu dalam kondisi nyaman dan ideal. Kapanpun masalah bisa saja datang silih berganti. Tidak jarang kita merasa down saat masalah atau kesulitan datang, keinginan untuk berjuang dan bekerja keras melemah, bahkan kadang muncul rasa frustrasi. Astaghfirullaahal dziim. Seharusnya kita tetap penuh harap kepada Allah. Di masa sulit seharusnya kita tetap bersemangat untuk terus berjuang. Bukankah bila kita sedang terperosok ke dalam jurang maka kita harus segera memanjat dinding jurangnya agar bisa keluar lagi?

Kemampuan untuk menghadapi berbagai masalah dan merespons masalah tersebut secara tepat adalah kunci untuk mampu bertahan di masa sulit. Ada beberapa jenis masa sulit yang mungkin akan kita hadapi dalam bekerja.

Pertama, saat kita mengalami masalah yang menekan di rumah. Kehidupan pribadi kita tidak selalu berjalan baik. Ada saatnya kita memiliki konflik dengan pasangan hidup. Atau bisa jadi kita tidak mengalami konflik dengan orang rumah, tapi ada masalah dengan pihak luar namun masih ada irisannya dengan orang rumah, misalnya keluarga kita terjebak utang besar dengan pihak lain yang membuat seisi rumah ikut merasakan ketegangannya. Banyak orang yang pernah mengalaminya. Di saat seperti itu kita akan mudah kehilangan fokus pada kinerja terbaik, prioritas-prioritas kita menjadi kacau dan tidak jelas. Kita nyaris kehilangan kreativitas di saat stres meningkat. Cara terbaik untuk mengatasi masalah yang sangat menekan ini adalah dengan mencari solusi dan menyelesaikannya.

Kedua, konflik yang tidak kunjung usai di dalam tim. Tim adalah sekumpulan orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Saat mereka tidak digerakkan oleh prinsip dan nilai-nilai bersama, maka konflik tidak dapat dihindarkan. Konflik ini sering sekali merongrong kinerja organisasi atau perusahaan. Apalagi bila konflik itu telah membawa orang-orang dalam office-politic, sulit untuk menguraikannya. Konflik jelas sangat memengaruhi kinerja, karena sabotase kinerja bisa saja terjadi di berbagai area organisasi, semua orang saling menyalahkan satu sama lain. Konflik jelas menghambat upaya pencapaian target kinerja. Untuk mencapai target kinerja semua orang harus mewujudkan kerjasama yang solid di dalam perusahaan. Karena semua orang di dalam organisasi adalah bagian dari ekosistem yang saling terkait dan bersifat integral. Tidak mungkin kita bisa bekerja sendiri-sendiri. Pekerjaan kita, dari hulu ke hilir, membutuhkan kerjasama yang kuat. Kembangkanlah tim yang sinergis, reduksilah konflik-konflik yang tidak berguna. Segera sepakati prinsip dan nilai-nilai bersama.

Ketiga, menurunnya kinerja perusahaan. Banyak penyebab kinerja perusahaan menurun. Perubahan dalam kebijakan pemerintah, kepemimpinan yang buruk, lemahnya inovasi produk atau jasa, situasi pasar yang berubah, atau banyaknya masalah di seputar sumber daya manusia, adalah beberapa penyebab kinerja perusahaan menurun. Termasuk yang baru-baru ini menimpa seluruh dunia, yaitu wabah covid19. Banyak perusahaan terguncang dengan adanya wabah tersebut. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian kita biasanya juga tidak lagi fokus pada prioritas dan target. Dalam situasi dimana perusahaan mengalami guncangan banyak orang yang memilih bersiap untuk memilih jalan alternatif untuk menyelamatkan diri. Menurut saya, krisis adalah medan dan panggungnya eksekutif sukses. Mereka justru akan memaksimalkan kontribusinya demi membuat perusahaan tetap kokoh menahan badai krisis. Mereka menjadi penyelamat organisasi. Mereka merancang strategi baru untuk bertahan di saat krisis, lalu memetakannya menjadi prioritas dan target untuk dieksekusi. Krisis justru membuat mereka semakin fokus. Itulah saatnya untuk membuktikan komitmen dan loyalitas kepada perusahaan.

Keempat, kita diberhentikan dari pekerjaan. Inilah pukulan terberat bagi para pekerja terbaik, yaitu para eksekutif yang mendedikasikan seluruh bakat dan potensinya bagi kemajuan perusahaan. Pemutusan hubungan kerja bisa menghentikan langkah kita dalam mencapai tujuan-tujuan besar dalam karir kita terlepas apapun penyebabnya. Kejadian ini bisa menimpa siapa saja, tidak hanya mereka yang berkinerja rendah tapi juga mereka yang telah menunjukkan kinerja luar biasa. Jika tidak siap, kita bisa benar-benar terpukul. Dibutuhkan kesabaran dan daya juang yang tinggi untuk merespons hal itu. Kita harus yakin bahwa rezeki adalah dari Allah yang Maha Kuasa, maka apapun yang ditetapkanNya kita harus menerimanya. Yang harus kita lakukan adalah tetap bangkit dan meneruskan perjalanan. Buatlah rencana dan prioritas baru lalu jalankan dengan penuh disiplin. Saya banyak bertemu pengusaha sukses yang tadinya adalah korban PHK perusahaan. Mereka adalah orang yang menjadikan masalah sebagai peluang untuk bertumbuh dalam kehidupan. PHK tidak menghentikan langkah mereka untuk meraih keberhasilan, justru menjadi bahan bakar yang hebat untuk sampai di puncak keberhasilan.

Makin dekat kita ke titik sukses, makin banyak tantangan dan hambatannya. Masa sulit adalah kesempatan untuk menunjukkan kegigihan kita. Seberapa kuat kita dalam menghadapi masa sulit akan menjadi bekal pengalaman yang kuat di masa mendatang. Sabar di masa sulit adalah bagian dari kegigihan kita. Jangan mengeluh dan menggerutu saat menghadapi kesulitan. Janji Allah sudah jelas, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). (QS Al Insyirah: 6-7) Semua kesulitan yang kita hadapi hakikatnya adalah ujian dari Allah, agar jelas bagiNya mana hambaNya yang mampu bersabar dan tetap menjaga keimanannya meski diterjang oleh badai krisis. Kesulitan adalah tanda Allah menyayangi kita dan akan menaikkan derajat keimanan kita. Karena itu janganlah menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan maupun karir kita. (Bambang Triyawan)

Facebook
Twitter
Email
Print
Bambang Triyawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Insight